Senin, 21 April 2014

Tugas 3 Perekonomian Indonesia

    Tabungan pemerintah

        Tabungan adalah bagian dari “pendapatan dapat dibelanjakan” (disposible income) yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Tabungan pemerintah adalah selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua jenis tabungan ini dapat membentuk tabungan nasional yang digunakan sebagai sumber  dana investasi.
            Tidak semua sisa pendapatan dapat disebut sebagai tabungan, hanya yang dititipkan pada lembaga perbankan saja yang disebut tabungan karena dapat disalurkan sebagai konsumsi. Sisa pendapatan yang disimpan sendiri (celengan) tidak termasuk dalam jenis tabungan itu sendiri.
            Tabungan pemerintah hampir seluruhnya berasal dari kelebihan - kelebihan penerimaan pemerintah secara keseluruhan atas pengeluaran konsumsi pemerintah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tabungan pemerintah tidaklah terlalu besar. Hanya ada sedikit kasus di mana tabungan pemerintah terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tabungan pemerintah secara keseluruhan. Pada umumnya peran tabungan pemerintah memang sangat kecil. Cara yang paling sering digunakan untuk memobilisasi tabungan pemerintah adalah melalui peningkatan rasio pengumpulan pajak terhadap GNP, reformasi struktur pajak, dan jika mungkin melalui  peningkatan tingkat pajak yang telah ada. Menghentikan Utang Luar Negeri dengan Tabungan Pemerintah, sudah seharusnya pemerintah mengurangi pinjaman luar negeri karena sekarang saatnya memikirkan kemandirian. Dalam arti kita harus mampu menggunakan dana-dana yang ada di masyarakat daripada harus berutang. Hanya saja ada dua masalah, yaitu dari mana dana dalam negeri dan bagaimana kalau dana dalam negeri tidak bisa menggantikan dana luar negeri.

 “dalam penilaian sehat atau tidaknya BUMN cenderung bersifat akuntansi” 
BUMN harus memberikan kontribusi kepada negara. Bentuk kontribusi tersebut berbeda-beda sesuai dengan karakter badan usaha pemerintah mendirikan BUMN dalam berbagai jenisnya. Akuntansi dalam BUMN salah satunya bertugas untuk menghitung dan menampakan modal  yang tercermin dalam APBN.
Akuntansi sendiri memiliki pengertian pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Tentu Akuntansi memiliki peran untuk dapat menilai apakah BUMN tersebut sehat atau tidak.

     Yang berwenang untuk menilai BUMN adalah Menteri BUMN.
menteri yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk mewakili Pemerintah selaku rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam hal seluruh modal Persero dimiliki negara dan sebagai pemegang saham pada Persero dalam hal sebagian modal Persero dimiliki oleh negara, serta sebagai pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan.

      Inflasi selalu merugi? 
“ inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi turun, sehingga orang akan cenderung memilih menginvestasikan uangnya dalam aktiva yang lebih baik, dari pada menabungkannya ke bank. Dengan gejala ini, tentulah akan mengoyahkan dunia perbankan sebagai salah satu sumber perolehan dana yang cukup penting di Indonesia.”

Jika dilihat akibat buruk di atas, tampaknya benar komentar atau pendapat sebagian masyarakat mengenai inflasi. Namun jikalau kita kaji lebih mendalam, sesungguhnya inflasi yang melewati batas toleransi akan berakibat buruk seperti di atas. Sebagai gambaran, sesungguhnya inflasi itu menggambarkan bahwa di suatu negara ada kegiatan ekonomi, yang diperlihatkan dengan adanya kenaikan harga (ekonomi yang dinamis).
Meskipun banyak orang lebih melihat inflasi sebagai suatu yang merugikan, namun ada beberapa sisi positif dari adanya inflasi ini, yakni:
  •  Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara
  •  Inflasi terkendali membuat masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya, agar tetap dapat mengikuti penurunan nilai riil pendapatannya.
         Di dalam perekonomian Indonesia saat ini, telah ditempuh banyak kebijaksanaan untuk mengendalikan inflasi, dan selalu berusaha bahwa inflasi di dalam negeri akan diusahaan terus di bawah dua digit mengingat pertumbuhan ekonomi kita yang sudah cukup (+/- 8% di tahun 1995/1996), namun masih menghadapi masalah-masalah ekonomi lainnya. Sehingga dengan inflasi yang terkendali, diharapkan pemerintah memilikki kesempatan dan konsentrasi dalam memecahkan masalah ekonomi lainnya.



http://lailyardiyani.blogspot.com/2011/02/pengeluaran-konsumsi-pemerintah-dan.html
Setyawan, Aris Budi, April 1997, Perekonomian Indonesia, Penerbit Universitas Gunadarma
http://atikhacitra.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar